Jalan Cintaku
Oleh : Alriska Agni Nanggala Putri
Kata Mutiara :
Cerita ini diambil dari sebuah kisah nyata yang ku alami. Kisah cintaku dari SMP hingga SMA yang sangat berliku.
Ucapan terima kasih :
J Untuk Tuhan Yang Maha Esa. Yang memberikanku kelancaran dalam mengerjakan cerita ini.
J Untuk kedua orang tuaku yang telah memberi kasih sayangnya secara tulus dan penuh kepadaku hingga saat ini, yang entah dengan apa aku bisa membalas mereka.
J Untuk guruku tercinta Bu Zuna yang cantik ( Mbak Ichun : panggilan saat beliau masih kuliah ), yang selalu setia dan dengan sabar membimbingku dan teman-teman.
J Galuh Angga Widya Sukmana dalam cerita bernama Rangga, yang telah memberiku kebahagiaan lalu menyakitiku. Dan akhirnya menginspirasiku untuk membuat cerita ini. (Sebenarnya aku masih sayang sama kamu meski kau telah menyakitiku).
J Teman-teman SMP maupun SMA yang sudah men-support maupun mengejekku.
J Untuk pena dan kertas serta komputer yang setia menemaniku dan menjadi wadah semua inspirasi dan unek-unekku hingga menjadi sebuah cerita. Terima kasih untuk semuanya.
Namaku Alriska Agni Nanggala Putri, aku seorang gadis yang mempunyai fisik agak tinggi tidak begitu gendut, umurku baru 15 tahun, cukup muda mungkin jika orang mengiraku. Tapi umurku lebih muda dari pemikiranku yang dewasa. Aku saat ini bersekolah di SMA Negeri 1 Kebomas, Gresik meski asalku dari Bojonegoro. Aku duduk di kelas sepuluh atlet. Profesi yang memang sangat aku sukai yaitu olahraga.
Ceritaku berawal tiga tahun yang lalu ketika aku duduk di bangku kelas tujuh SMP. Pertama kali aku mengenal cowok yang menjadi cinta pertamaku namanya Rangga, aku mengenalnya saat MOS (Masa Orientasi Siswa) kebetulan dia adalah OSIS yang menangani anak gugus 7b, kelasku. Rangga begitu keren, tinggi, manis, rapi dengan rambutnya yang model ala lelaki korea, tapi sayangnya dia cuek, sombong dan sok keren. Dia selalu menjaili aku dan menghukum aku, meski kesalahanku hanya kecil, di bandingkan kesalahan temanku.
Saat masa itu juga aku mengenal seorang sahabat yang mungkin dia baik dan begitu dekat dengan ku yaitu Lena dan Mitha. Lena dan Mitha adalah temanku saat mengikuti sebuah club voli. Aku berbeda kelas dengan mereka, tapi dia dekat denganku. Sifat mereka baik, tetapi sifat Lena agak sombong, selalu sok menang tapi dia cantik, sedangkan sifat Mitha dia tomboi, pemarah, egois, dia pendek dan manis parasnya. Di saat itu juga aku mengenal teman-temanku yang lain, seperti Aren, Vina, Seli.
Berawal dari MOS itulah Rangga dekat denganku. Dia selalu memanggilku dengan sebutan cerewet dan aku juga suka menyebutnya dengan sebutan ngambekan. Kami sering bertengkar dan bermusuhan di sekolah. Sampai suatu saat temannya Rangga yang bernama Agung menyukaiku.
“ Cerewet kamu di cariin sama temenku tuch,” Rangga memanggilku.
“ Siapa????”
“ Ada dech mau tau aja,”
“ Kamu lho.....katanya tadi ada yang nyariin aku,”
“ Kamu pengen tau???? Kalau pengen tau kamu harus nurut sama aku.”
“ Gak mau, males nurut sama kamu, kalau kamu gak ngasih tau juga gak apa-apa kok, aku gak rugi.” Aku meninggalkan Rangga sambil masang muka sok marah.
Suatu hari aku mengetahui dengan sendirinya jika Agung sahabat Rangga menyukaiku. Tapi aku tidak suka sama Agung, entah kenapa rasanya aku senang melihat Rangga dan senang sekali mengganggunya.
“ Apakah ini yang di namain cinta???? Apa aku suka sama Rangga???? Ha.....gak mungkin Rangga kan anaknya sok banget, ngapain aku suka sama anak kayak gitu...” kataku sambil melamun.
Sampai suatu ketika aku pulang sekolah, Agung menghadangku di jalan.
“ Agni, aku boleh ngomong sesuatu sama kamu gak??? Sebentar aja kok.”
“ Emang kamu mau ngomong apa????”
“ Aku suka dan sayang sama kamu dari awal MOS kemarin,”
“ Lalu??????”
“ Maukah kamu jadi pacarku??? Aku sangat berharap kamu mau menerimaku.”
“ Emmmmm.......ma’af aku tidak bisa,”
“ Kenapa???”
“ Aku suka temanmu, Rangga,” entah kenapa tiba-tiba mulutku ingin berbicara seperti itu kepada Agung.
Setelah kejadian itu entah kenapa Agung dan Rangga tidak pernah lagi mengganggu dan menjailiku lagi. Hingga beberapa minggu setelah itu, entah mimpi apa aku semalam, Rangga datang ke kelasku dan tiba-tiba dia menyeretku masuk.
“ Ni, apa benar kamu suka dan cinta sama aku??”
“Kata siapa?”
“ Udahlah, ini bukan saatnya gengsi-gengsian lagi, jawab pertanyaanku tadi.”
“ Terus kalau iya kenapa, kalau tidak kenapa?”
“ Jawab dulu!!!” dengan nada setengah membentakku.
“ Iya, puas kamu!!!!” aku balik membentaknya dan pergi berlari keluar kelas.
Semenjak kata-kataku itu Rangga menjadi baik dan ramah padaku dan setelah seminggu kata-kata itu ku ucapkan, semua keajaiban terjadi dalam kehidupanku. Pertama adalah aku jadian sama Rangga dan aku menjadi gadis populer di sekolahanku dan aku juga di takuti hampir semua kakak kelas baik cewek maupun cowok. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan tak terasa besok adalah satu bulanku dengan Rangga tetapi sampai saat ini rasa cintaku ini berubah menjadi perasaan yang biasa, dan Rangga masih saja seperti dulu lagi suka mengejek dan menjailiku.
Sampai akhirnya kesabaranku habis, tepat satu bulan kita bersama, aku bilang putus dengannya, meski tanpa alasan yang jelas. Rangga marah dan terus saja mengejarku untuk mencari tahu alasanku.
“ Kenapa kamu mutusin aku Ni???”
“ Gak tau, aku udah gak suka aja sama kamu.”
“ Seenaknya banget sich kamu mutusin aku????”
“ Iya begitulah hukuman untuk cowok sok keren seperti kamu.”
“ Kamu ternyata jahat Ni.”
“ Biarin malah kamu lebih jahat dari aku.”
Dan sebuah rahasia besar terbongkar setelah aku putus dengan Rangga. Ternyata Rangga menembakku karena di suruh oleh Agung, dengan alasan kalau aku menyukai Rangga. Ternyata Rangga memang benar-benar tidak menyukaiku melainkan karena di suruh sahabatnya Agung. Aku semakin benci kepada Rangga, dan hubunganku dengan Rangga makin hari makin buruk saja. Tetapi perasaanku tidak bisa di bohongin semakin aku membenci Rangga perasaan sayangku semakin besar kepadanya.
Karena masalah itulah akhirnya aku makin dekat saja dengan kedua sahabatku Lena dan Mitha. Aku sering curhat kepada mereka, mereka begitu baik dan setia mendengarkan curhatku. Begitupun saat di rumah aku mempunyai sahabat yang sangat akrab, namanya Inggar dan Tsania. Kami bersahabat sejak dulu sewaktu kami masih Taman Kanak-kanak. Aku, Inggar dan Tsania adalah tetangga, orang tua kami juga bersahabat akrab.
Entah kenapa tiap hari dan tiap malam aku selalu bermimpi dan terbayang Rangga. Memang, sebenarnya aku masih sayang dan cinta kepada Rangga. Aku memutuskan dia karena menurutku Rangga tidak pernah serius saat pacaran denganku.
Saat aku menyendiri di kelas tiba-tiba,
“ Agni....” sebuah suara yang memanggilku dan ternyata adalah Agung.
“ Ada apa Gung??”
“ Kamu kenapa mutusin Rangga?? Lihat dia sekarang, dia seperti anak yang prustasi...”
“ Tapi Gung, jujur aku juga masih sayang sama dia. Tapi ini kan akal-akalan kalian saja kan yang sengaja ingin mempermainkanku.”
“ Maksudnya??”
“ Iya, kamu menyuruh Rangga nembak aku kan, karena aku kemarin bilang kalau aku sukanya sama Rangga, bukan suka sama kamu!!”
“ Iya Ni, aku tau. Memang awalnya Rangga aku suruh. Tapi....”
“ Tapi apa??”
“ Dia akhirnya menjadi cinta dan sayang sama kamu Ni. Tapi disaat dia sayang dan cinta sama kamu, kamu malah ninggalin dia.”
“ Benarkah Gung??”
“ Beneran Ni...!!!!”
Mendengar kata-kata Agung, aku senang sekali. Aku ingin berbicara dengan Rangga karena memang aku masih sayang dan cinta dengannya. Tapi setelah seminggu kita putus aku jarang banget melihatnya. Sampai di suatu malam saat hujan deras, tepat pada tanggal 17 November 2008.
“ Assalamu’alaikum....”
“ Iya, wa’alaikumsalam. Ada apa ya nak hujan-hujan gini??”
“ Tante, agni ada??”
“ Iya ada, sebentar nak tante panggilin. Silahkan masuk dulu, duduk dulu.”
“ Makasih Tan...”
Aku keluar dan betapa kagetnya aku karena yang aku lihat adalah orang yang aku tunggu-tunggu, yaitu Rangga. Dan terlebih kagetnya lagi ketika Rangga meminta aku untuk menjadi pacarnya lagi. Tanpa pikir panjang lagi aku menerima permintaan Rangga karena aku juga sangat menyukainya.
Hari-hariku terasa menyenangkan sekali, banyak kenangan indah bersama Rangga. Orang tuaku dan orang tua Rangga pun sudah saling mengenal akrab karena dahulu ibuku dan ibunya Rangga adalah teman ketika SMA.
Sekarang adalah hari jadianku dengan Rangga yang sudah satu tahun. Aku tidak menyangka kalau hubunganku dengan Rangga hingga satu tahun lebih. Memang setiap hubungan tidak berjalan selalu mulus, seperti hubunganku dengan Rangga kadang juga ada pertengkaran diantara kita. Tapi Rangga adalah sosok lelaki yang sangat setia menurutku hingga sampai satu tahun tiga bulan hubunganku berjalan banyak sekali masalah. Semenjak kita beda sekolah, aku kelas tiga SMP dan Rangga sudah kelas satu SMA.
Aku mendengar kabar kalau Rangga mempunyai pacar lagi di SMA. Entah kabar itu benar apa tidak, tapi yang jelas aku masih percaya dengan pacarku itu, mungkin karena rasa cintaku kepadanya yang terlalu besar.
“ Hai Ni, kamu masih Rangga????
“ Hai Ren, iyalah masih, emangnya kenapa?? “
“ Gak, cumak katanya kakakku yang satu sekolah sama Rangga, katanya sich Rangga udah sama Poppy anak sekolah situ juga...”
“ Kamu gak usah bercanda Ren...”
“ Iya Ni, beneran katanya kakakku. Tapi kalau emang kamu gak percaya kamu kapan-kapan maen ke rumahku dan coba tanya sama kakakku langsung.”
“ Okeh dech, gimana kalau sepulang sekolah ini aja.”
“ Okeh...”
Sebuah kenyataan yang sulit aku percaya ternyata semua kata-kata Aren tentang Rangga benar. Ternyata lelaki yang begitu aku agung-agungkan dan begitu aku sayang sudah tega menyakitiku dengan mengkhianati kepercayaan yang telah aku beri itu.
Rangga merengek-rengek agar aku mau memaafkannya, Rangga berikan alasan kalau Poppy itu hanya gadis yang sok terkenal, centil dan sok populer sehingga Rangga dan teman-temannya mempunyai kesepekatan untuk mendapatkan gadis itu. Entah kenapa aku juga memaafkan Rangga, aku begitu percaya kepadanya. Akhirnya kami pun baikkan lagi dengan syarat Rangga gak boleh mengulangi kesalahan itu lagi.
Setelah kejadian itu aku semakin sering khawatir dengan Rangga. Aku sering curiga dan cemburu dengannya. Sampai hubungan kami berjalan 2 tahun kurang beberapa hari.
“ Sayang hp-mu kok gak ada fotoku???”
“ Oh ya....ma’af yank fotonya ke-reset,” jawab Rangga.
“ Lalu ini sms-nya siapa kok aneh gini kalau manggil??”
“ Itu cumak anak iseng aja kok yank..”
“ Lha ini foto siapa???”
“ Itu aku ambil dari internet kok yank,”
“ Tapi sayang gak selingkuh kan??”
“ Enggak sayangku,” kata Rangga merayuku.
Tapi aku masih belum percaya begitu aja, aku terus menyelidiki siapa foto cewek di hp-nya itu. Dan dengan mata kepalaku sendiri aku melihat Rangga dengan cewek yang seperti ada di foto itu. Aku melihatnya saat ada acara konser sebuah festival di band di alun-alun kota Bojonegoro. Tanpa pikir panjang langsung saja aku nyamperin dia.
“ Rangga, pacar kamu cantik ya..”
“ Agni?????”
“ Iya, siapa lagi???”
“ Ma’afin aku Ni,”
“ Ma’af untuk apa???? Aku sudah biasa kok kamu sakitin kayak gini, kenalin donk sama selingkuhannya,”
“ Ma’af mbak, mbak siapa ya??? Aku bukan selingkuhannya tapi aku pacarnya mbak,” kata cewek itu yang ternyata namanya adalah Vha-vha.
“ Owww.......selamat ya mbak anda sudah di tipu oleh lelaki playboy, karena aku juga pacarnya. Emmmmm......malah aku udah dua tahun sama dia. Rangga kita putus ya, makasih udah nyakitin aku, makasih udah ngajarin kebahagiaan dan merusaknya,” dengan menangis aku berlari menjauh dan pulang.
Hubunganku dengan Rangga hancur sudah, aku sedih, aku kecewa, aku bingung. Hampir dua minggu aku tidak keluar rumah dan jarang makan, sekolahku yang sebentar lagi UNAS pun seakan aku abaikan. Rangga pun seolah tak pernah merasa bersalah, sebenarnya aku hanya berharap Rangga akan datang kerumahku dan meminta ma’af padaku karena dia telah menyakitiku, tapi sampai saat ini dia menghilang seperti di telan bumi. Tapi aku sadar aku tidak boleh prustasi terus-menerus aku harus bangkit dan maju untuk meraih puncak kelulusanku.
UNAS pun selesai ku jalani, ujian demi ujian sekolah selesai ku hadapi hanya tinggal beberapa minggu lagi aku lulus dan menjadi siswa baru di SMA. Pengumuman memberitahukan kelulusanku dengan nilai yang cukup membanggakan bagiku dan keluargaku, tapi kesedihan terus membayangiku, sebab aku harus meninggalkan kedua orang tuaku dan kotaku tercinta Bojonegoro, karena aku lebih memilih sekolah di luar kota, yaitu di Gresik.
Gresik bukanlah pelarianku karena Rangga tapi juga karena aku ingin mengejar cita-cita menjadi siswa dan atlet yang berprestasi. Tetapi setelah hampir setengah tahun lebih aku di Gresik, aku belum bisa beradaptasi secara nyaman dengan lingkungan disini, aku juga belum bisa melupakan Rangga meski sekarang aku sudah mempunyai pacar, hampir 2 bulan aku dengan pacarku ini. Tapi aku harus lebih semangat untuk menatap masa depan, karena masa lalu adalah sebuah pengalaman yang akan memberikanku sebuah pelajaran yang sangat berharga.
“ JIKA CINTA TIDAK DAPAT MENYATUKAN KITA SAAT INI, YAKINLAH CINTA AKAN MENYATUKAN KITA SUATU SAAT NANTI “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar